Rabu, 03 Juni 2020

ILMU KIMIA


Kimia Hakikat ilmu kimia.

1. Pengertian Ilmu kimia dan hakikat ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya kimia sendiri adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
2.      Kedudukan kimia sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah.
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Mempelajari  sains melibatkan penggalian fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai teknologi.
Rideng (1996:4) juga menyebutkan bahwa, sains adalah merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengamatan melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari definisi tersebut, sains pada dasarnya terdiri atas dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu proses dan produk. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
1.      Kimia sebagai proses.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Kimia sebagai proses mengandung  pengertian cara berpikir dan bertindak  untuk menghadapi  atau  merespons  masalah-masalah yang ada di lingkungan.  Jadi,  kimia sebagai proses  menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang  kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
·         Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
·          Menentukan apa yang diukur dan diamati,
·          Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan.

2.      Kimia sebagai Produk.
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta,  konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk  penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses sains.

3.      Kimia sebagai sikap ilmiah.
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut beberapa ahli:
Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad untuk maju, dan berpikir terbuka.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
a.       Sikap ingin tahu meliputi : antusias mencari jawaban, perhatian pada objek yang diamati, antusias  pada  proses  sains,  dan  menanyakan  setiap  langkah kegiatan.
b.       Sikap respek terhadap data/fakta meliputi : objektif/jujur, tidak buruk sangka, mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
c.       Sikap berpikir kritis meliputi : meragukan temuan orang lain, menanyakan setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data meskipun kecil.
d.      Sikap penemuan dan kreativitas meliputi : menggunakan fakta-fakta untuk dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru, dan menguraiakan kesimpulan baru hasil pengamatan.
e.       Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama : meliputi menghargai pendapat temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari orang lain, tidak merasa selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
f.       Sikap ketekunan meliputi : melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan percobaan, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan suatu kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.  
g.      Sikap peka terhadap lingkungan sekitar : meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, partisipasi pada kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

1.      Peran ilmu kimia dalam kehidupan.

1.      Manfaat Belajar Ilmu kimia.
Mempelajari ilmu kimia, kita akan lebih paham tentang alam sekitar dan proses yang berlangsung di dalamnya sehingga kita dapat mengontrol perubahan demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan, danMengubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan kita.
2.       Peran ilmu kimia dengan ilmu lainnya yaitu :
·         Pertanian : Penemuan pupuk, pestisida, dan bahan pengawet.
·         Farmasi : Kemajuan kimia organik sehingga dapat mensistesis obat baru.
·         Kedokteran : Kemajuan kimia analisis
·          Hukum : Dengan ilmu kimia pemalsuan produk, dan kejahatan dapat dibuktikan.

0 komentar:

Posting Komentar