SAGUSABLOG LANJUTAN

Sagusablog lanjutan adalah pelatihan untuk menambah kreativitas guru.

Sistem Periodik Unsur

Sistem Periodik unsur dalam ilmu kimia yang menjadi dasar pelajaran kimia.

Hakikat Ilmu Kimia

Kimia memberikan aksi dan reaksi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia.

Minggu, 07 Juni 2020

Belajar Kimia secara online di masa Pandemi Covid-19

Bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah, ini bukan pilihan tapi suatu keharusan yang membutuhkan ketaatan dan totalitas kita semua untuk menyukseskannya. Di masa Pandemi Covid-19 mengalihan peran pendidik dalam proses pembelajaran bukan hal yang mudah semudah membalikkan telapak tangan. Proses penyesuaian dan perbaikan terus menerus dilakukan oleh setiap elemen agar belajar di rumah tidak kehilangan makna dan terus menerus memotivasi.
Sagusablog merupakan salah satu upaya uang dilakukan oleh Ikatan Guru Indonesia untuk terus memotivasi guru membuat suatu inovasi agar belajar dari rumah lebih bermakna dan peserta didik menjadi lebih bersemangat mengikuti Pembelajaran Online khususnya mapel kimia.
Pembelajran Online

Jumat, 05 Juni 2020

Rabu, 03 Juni 2020

Soal Kimia Tahun 2020 Kelas X

Ujian Penilaian Akhir Semester Kelas X

Materi Kelas XII Sifat Koligatif

Materi Kelas XII tentang Sifat Koligatif Larutan

Materi Kimia Kelas XI

Materi Kelas XI  Hidrokarbon II

Materi Ikatan Kimia Kelas X

Materi Kelas X Semester 1

RPP Kelas XI Materi Hidrokarbon

RPP Kelas X

ILMU KIMIA


Kimia Hakikat ilmu kimia.

1. Pengertian Ilmu kimia dan hakikat ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya kimia sendiri adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
2.      Kedudukan kimia sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah.
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Mempelajari  sains melibatkan penggalian fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai teknologi.
Rideng (1996:4) juga menyebutkan bahwa, sains adalah merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengamatan melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari definisi tersebut, sains pada dasarnya terdiri atas dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu proses dan produk. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
1.      Kimia sebagai proses.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Kimia sebagai proses mengandung  pengertian cara berpikir dan bertindak  untuk menghadapi  atau  merespons  masalah-masalah yang ada di lingkungan.  Jadi,  kimia sebagai proses  menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang  kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
·         Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
·          Menentukan apa yang diukur dan diamati,
·          Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan.

2.      Kimia sebagai Produk.
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta,  konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk  penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses sains.

3.      Kimia sebagai sikap ilmiah.
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut beberapa ahli:
Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad untuk maju, dan berpikir terbuka.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
a.       Sikap ingin tahu meliputi : antusias mencari jawaban, perhatian pada objek yang diamati, antusias  pada  proses  sains,  dan  menanyakan  setiap  langkah kegiatan.
b.       Sikap respek terhadap data/fakta meliputi : objektif/jujur, tidak buruk sangka, mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
c.       Sikap berpikir kritis meliputi : meragukan temuan orang lain, menanyakan setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data meskipun kecil.
d.      Sikap penemuan dan kreativitas meliputi : menggunakan fakta-fakta untuk dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru, dan menguraiakan kesimpulan baru hasil pengamatan.
e.       Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama : meliputi menghargai pendapat temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari orang lain, tidak merasa selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
f.       Sikap ketekunan meliputi : melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan percobaan, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan suatu kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.  
g.      Sikap peka terhadap lingkungan sekitar : meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, partisipasi pada kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

1.      Peran ilmu kimia dalam kehidupan.

1.      Manfaat Belajar Ilmu kimia.
Mempelajari ilmu kimia, kita akan lebih paham tentang alam sekitar dan proses yang berlangsung di dalamnya sehingga kita dapat mengontrol perubahan demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan, danMengubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan kita.
2.       Peran ilmu kimia dengan ilmu lainnya yaitu :
·         Pertanian : Penemuan pupuk, pestisida, dan bahan pengawet.
·         Farmasi : Kemajuan kimia organik sehingga dapat mensistesis obat baru.
·         Kedokteran : Kemajuan kimia analisis
·          Hukum : Dengan ilmu kimia pemalsuan produk, dan kejahatan dapat dibuktikan.

SISTEM PERIODIK UNSUR



Perkembangan Tabel periodik
Pada abad kesembilan belas, ketika para kimiawan masih samar-samar dalam memahami gagasan tentang atom dan molekul, dan belum mengetahui adanya elektron dan proton, mereka menyusun tabel periodik dengan menggunakan pengetahuannya tentang massa atom. Penyusunan unsur-unsur menurut massa atomnya dalam tabel periodik tampak logis bagi para kimiawan yang berpendapat bahwa perilaku kimia bagaimanapun juga harus berhubungan dengan massa atom. (Chang: 2004)
Pada tahun 1864 kimiawan Inggris John Newlands memperhatikan bahwa jika unsur-unsur yang telah dikenal pada waktu itu disusun menurut massa atom, maka setiap unsur kedelapan memiliki sifat-sifat yang mirip. Newlands menyebutkan hubungan yang istimewa ini sebagai hukum oktaf. Tetapi, “hukum” ini tidak cocok untuk unsur-unsur setelah kalsium, dan karya Newlands tidak diterima oleh masyarakat ilmiah.(Chang: 2004)
Lima tahun kemudian kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev dan kimiawan Jerman Lothar Meyer secara terpisah mengusulkan penyusunan tabulasi unsur-unsur lebih luas berdasarkan keteraturannya, sifat yang berulang secara periodik. Pengolongan yang disusun oleh mendeleev lebih baik dibandingkan yang disusun oleh Newlands karena disebabkan dua hal. Pertama, ia menggolongkan unsur-unsur yang lebih tepat menurut sifat-sifatnya. Selain itu yang sama pentingnya yaitu adanya kemungkinan meramal sifat-sifat beberapa unsur yang belum ditemukan. Dengan menggunakan data dari percobaan hamburan sinar α Rutherford dapat memperkirakan jumlah muatan positif dalam inti untuk beberapa unsur, tetapi sampai tahun 1913 tidak terdapat cara umum untuk menentukan nomor atom. Pada tahun yang sama, seorang ilmuwan Inggris, Henry Moseley menemukan keterkaitan antara nomor dan frekuensi sinar-x yang dihasilkan dari penembakan unsur yang sedang dikaji dengan elektron berenergi tinggi. Dengan sedikit pengecualian, Moseley menemukan bahwa kenaikan nomor atom sama dengan urutan kenaikan massa atom.(Chang: 2004)
Tabel periodik modern biasanya menampilkan nomor atom bersama dengan lambang unsurnya. Konfigurasi elektron untuk membantu menjelaskan munculnya sifat-sifat fisika dan kimia. Kegunaan dan pentingnya tabel perodik terletak pada fakta bahwa kita dapat menggunakan pemahaman tentang sifat-sifat umum dan kecenderungan dalam golongan atau periode untuk meramalkan sifat-sifat unsur apa pun dengan cukup tepat, walaupun unsur itu tidak kita kenal dengan baik. (Chang: 2004)
Penggolongan Periodik Unsur-unsur
            Menurut jenis sub-kulit yang terisi, unsur-unsur dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu unsur utama, gas mulia, unsur transisi (atau logam transisi), lantanida, dan aktinida. Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur dalam golongan 1A hingga 7A, yang semuanya memiliki subkulit s atau p dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum terisi penuh. Dengan pengecualian pada helium, seluruh gas mulia unsur-unsur golongan 8A mempunyai subkulit p yang terisi penuh. Logam transisi adalah unsur-unsur dalam golongan 1B dan 3B hingga 8B, yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh. Elaktron terluar suatu atom, yang terlibat dalam ikatan kimia sering disebut elektron valensi (Valence electron). (Chang: 2004)
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik unsur. Seperti telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsur sangat tergantung pada jumlah elektron valensinya. Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut pasti terletak pada golongan yang sama (selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem periodik unsur (Chang :2004).
            Sifat-sifat keperiodikan
Sistem periodik unsur disusun dengan memperhatikan sifat-sifat unsur, yang meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan unsur-unsur dalam sistem periodik unsur.
1.      Jari-jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit elektron terluar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a.       Jumlah kulit elektron
Makin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom, maka jari-jari atomnya makin panjang.
b.      Muatan inti atom
Bila jumlah kulit dari dua atom sama banyak, maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom adalah muatan inti atom.
2.      Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron valensi dari suatu atom atau ion dalam wujud gas. Nilai energi ionisasi bergantung pada jarak elektron valensi terhadap inti atom. Makin jauh jarak elektron valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan inti terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin kecil. Pada periode yang sama, dari kiri ke kanan jari-jari atom relatif tetap, tetapi jumlah proton bertambah. Hal ini menyebabkan tarikan inti terhadap elektron valensi makin besar, sehingga energi ionisasi makin besar. Untuk unsur-unsur satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah secara tajam dengan bertambahnya kulit elektron (orbital). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum energi ionisasi menurun dengan bertambahnya nomor atom (Chang:2004).
3.      Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif. Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan ion positif. Afinitas elektron ditekankan pada ion negatif, dan keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur pada golongan 6 dan 7 pada tabel periodik. Afinitas elektron merupakan salah satu sifat keperiodikan unsur. Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom (dalam wujud gas) ketika menangkap satu elektron membentuk ion negatif. Karena energi dilepas, maka harga afinitas elektron diberi tanda minus (Brady: 1999).
4.      Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994) pada tahun 1932. Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA. (Chang:2004).


Artikel Sagusablog

Guru belajar ngeblog

Sagusablog merupakan singkatan dari Satu Guru Satu Blog yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia menghasilkan sebuah karya yang berupa Blog Guru IGI dan dalam kegiatan tersebut saya berhasil membuat blog yang saya beri alamat Blog Kimiaku. Blog ini merupakan sarana untuk menyampaikan informasi tentang materi-materi kimia dan juga menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai tugas dan materi pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengakses kapan dan dimana saja.

Sagusablog merupakan pelatihan yang sangat inovatif dan membangun kreativitas guru demi dapat bersaing di era saat ini. Sagusablog membuka kelas dasar dan kelas lanjutan untuk melatih kemampuan guru dalam membuat blog. Pelatihan Sagusablog Lanjutan sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dasar dan melatih kretivitas yang sudah dimiliki oleh guru dalam membuat blog.

Materi sagusablog lanjutan :
1. Membuat blog di blogger
2. Mengganti template pihak ketiga
3. Mendesain Header blog guru dengan Adobe Photoshop
4. Mengelola dan menghias blog guru
5. Membuat soal online di google drive
6. Custom domain premium dengan Cloudflare
7. Monetize Lanjutan
8. SEO Lanjutan

Materi ini sangat bermanfaat dalam mengelola sebuah blog supaya lebih menarik dan mudah di akses oleh peserta didik